Mencari Negarawan

PUISI Tak ada komentar pada Mencari Negarawan

Membayangkan sosok negarawan samar

Kulukis surat ini pada langit yang meremukkan kelam

Tatkala maut memeluk erat saat malam

Pesta perang demokrasi tinggal meniti 

Tapi dendam harus kau buat mati

 

Hati berparas pucat dan mataku muntahkan mutiara cacat

Tatkala kutemukan tikus-tikus terbitkan aksi nekad

O, negeri ini gamang, negeri ini melarat

Tatkala gemuruh orang kecil tak dapat tempat

 

Mampu mendengar, tak pandai mendengar

Memiliki mata, tidak bermata

Sebab mata hati mereka terhempas gelombang birokrasi

 

Kuingat amat, rayuan janji mengecupku cukup hangat

Tapi, bara kasih pada orang kecil kian pelit

Tatkala insan politik jadi ajang elit

 

O, Ibu Pertiwi menangis, mengais-ngais sisa harta, elit politik kian meringis

Padamu negarawan, jangan mengeram diam!

“Ah, nasib negeri terlantar, negeri ini terhenyak wajahnya!”

Akuilah, tak ada serigala di relung matamu

Kubur puing-puing celamu, sebelum neraka gugurkan bara ke tubuhmu

Zikir dan insaf tiada jemu, sebab Tuhan tak lupa

Gandeng dan gedong rakyat yang lumpuh

Nikmati kurnia Tuhan yang kau tempuh

Iringi sujud dengan syukur, pancarkan jiwa negarawan

 

Rahasia cinta ada pada kembang yang tak ingkar

Membuka diri demi kupu-kupu dengan sabar

Yang rindu madu untuk semaikan serbuk sari

Maka titik benih kehidupan telah terpateri

 

O, wakil rakyat!

Jadilah hamba yang sembah sedekah

Menyibakkan pesingngnya berhala

Kau jadikan pangkat tuk tingkatkan harkat rakyat

 

Bagimu negarawan,

Kau bukan yang dulu lagi

Kalau kau mau kuterima kembali, dunia masih peduli

Pengorbanan adalah asa terbaik

Suap itu maut, takabur itu licik

Layakkan negeri berkaca diri

Masih pantaskah negeri ini hidup?

 

Armita Retno Wijayanti

Mahasiswi Akuntansi Angkatan 2015 

Pemimpin Umum LPM Ascarya Journalistic Club

Leave a comment

Back to Top