Intimacy: Permen Ajak Kita untuk Makin Intim dengan Tuhan
SEPUTAR FEB 20 November 2017 Tak ada komentar pada Intimacy: Permen Ajak Kita untuk Makin Intim dengan TuhanJumat (17/11), tepatnya pukul 14.45 WIB, kegiatan Talkshow yang diselenggarakan oleh Permen dimulai. Talkshow ini termasuk dalam rangkaian acara Salatiga Youth Conference. “Talkshow ini temanya intimacy,” ujar Romaito Situmeang selaku Ketua Panitia Talkshow. Ia menuturkan bahwa tujuan terselenggaranya kegiatan ini adalah mendiskusikan tentang hubungan kepada Tuhan dan penyembahan yang benar.
Yosepaldo Pasharibu, selaku Koordinator Bidang Kemahasiswaan, memberi sambutan kepada pembicara dan peserta. “Kalau bicara tentang intimacy itu, bicara tentang personal dan level yang tinggi. Saya berharap, ada sesuatu perubahan yang terjadi di dalam kehidupan teman-teman dan kegiatan ini lebih dari sekadar talkshow biasa,” kata Aldo.
Permen menghadirkan dua pembicara, yaitu Erwin Sitindaon dan Raditya Oloan. Saat ini, Erwin bekerja sebagai pemilik rumah makan. Lalu, Radit sangat aktif melayani dalam berbagai ibadah pemuda.
Penyembah yang Benar
“Penyembahan adalah pola penilaian dalam pikiran kita. Di mana sesuatu lebih dihormati dan lebih dihargai, apapun yang akan kita kerjakan arahnya ke situ. Tapi, itu untuk Tuhan,” ujar Erwin, pria yang bermukim di Yogyakarta.
Di sisi lain, Radit menyambung diskusi. “Penyembahan itu bukan sesuatu yang bisa dipaksakan! Tapi, penyembahan adalah sebuah respon atas inisiatif Tuhan untuk berkorban bagi diri kita. Ada sesuatu yang mendorong kita sehingga kita tidak bisa untuk tidak melakukan penyembahan. Saya merasa terhormat karena dosa saya ditebus oleh Tuhan” jelas Radit.
Erwin pun menyatakan bahwa penyembahan tidak melulu soal gereja. “Tuhan menghargai penyembahan melalui studimu, hidup sportif, dan tidak menyontek. IPKmu adalah ekspresi penyembahanmu,” tukas Erwin.
“Di tempat dan suasana yang berbeda, kita harus memiliki perasaan yang sama. Mau di gereja tradisional atau gereja kharismatik, siapapun bisa menangis saat melakukan penyembahan. Benahi dulu motivasimu, sebelum kamu menyembah!” kata Radit.
Hubungan Intim
Kedua pembicara pun satu pemikiran, bahwa gambaran paling mudah dibayangkan tentang keintiman dengan Tuhan adalah “seperti” hubungan intim antara suami dan istri. “Hubungan yang tidak ada batas dan bersatu. Ada tiga level dalam hubungan intim, kesehatan mental, comunication skill (ucapan mesra –red), dan kesadaran,” imbuh Radit. Menurut Radit, keintiman bukan hanya faktor kedekatan jarak. Namun, keintiman ditimbulkan dari kesadaran atas keberadaan pasangan hidupnya.
Keintiman membuat manusia menghindar dari perbuatan berdosa dan terus membangun keterbukaan dan kejujuran dengan Sang Khalik. “Jika ada luka yang ditutupi, maka itu yang menghambat kedekatan dengan Tuhan. Datang pada Tuhan dengan apa adanya dirimu, mau dalam keadan senang dan susah,” kata Erwin.
Tips Membangun Hubungan
Seiring kesibukan yang menderu, manusia sering lupa untuk terus dekat dengan Sang Pencipta. Erwin pun menyarankan pada peserta untuk menjalin relasi dengan komunitas rohani agar keintiman terjaga. “Kamu harus punya teman yang mendukungmu untuk semakin cinta Tuhan! Cari sahabat yang mendorongmu untuk maju dalam kuliahmu!” cetus Erwin.
“Keintiman akan ada, kalau kamu meminta maaf dan memaafkan kepahitan di masa lalu. Akhirnya, itu akan timbul trust atau rasa diterima. Hubungan jadi lega,” kata Radit sambil meringkas pembicaraan dengan manis.
Penulis: Armita Retno Wijayanti, mahasiswi jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, angkatan 2015, Pemimpin Umum KBM Ascarya Journalistic Club periode 2017-2018
Penyunting: Theresia Grasia Agatha, mahasiswi jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, angkatan 2015, Pemimpin Redaksi E-Time Ascarya Journalistic Club periode 2017-2018
Dok: Maria T. Irlene
Leave a comment