Mencari Negarawan
PUISI 12 Januari 2017 Tak ada komentar pada Mencari NegarawanMembayangkan sosok negarawan samar
Kulukis surat ini pada langit yang meremukkan kelam
Tatkala maut memeluk erat saat malam
Pesta perang demokrasi tinggal meniti
Tapi dendam harus kau buat mati
Hati berparas pucat dan mataku muntahkan mutiara cacat
Tatkala kutemukan tikus-tikus terbitkan aksi nekad
O, negeri ini gamang, negeri ini melarat
Tatkala gemuruh orang kecil tak dapat tempat
Mampu mendengar, tak pandai mendengar
Memiliki mata, tidak bermata
Sebab mata hati mereka terhempas gelombang birokrasi
Kuingat amat, rayuan janji mengecupku cukup hangat
Tapi, bara kasih pada orang kecil kian pelit
Tatkala insan politik jadi ajang elit
O, Ibu Pertiwi menangis, mengais-ngais sisa harta, elit politik kian meringis
Padamu negarawan, jangan mengeram diam!
“Ah, nasib negeri terlantar, negeri ini terhenyak wajahnya!”
Akuilah, tak ada serigala di relung matamu
Kubur puing-puing celamu, sebelum neraka gugurkan bara ke tubuhmu
Zikir dan insaf tiada jemu, sebab Tuhan tak lupa
Gandeng dan gedong rakyat yang lumpuh
Nikmati kurnia Tuhan yang kau tempuh
Iringi sujud dengan syukur, pancarkan jiwa negarawan
Rahasia cinta ada pada kembang yang tak ingkar
Membuka diri demi kupu-kupu dengan sabar
Yang rindu madu untuk semaikan serbuk sari
Maka titik benih kehidupan telah terpateri
O, wakil rakyat!
Jadilah hamba yang sembah sedekah
Menyibakkan pesingngnya berhala
Kau jadikan pangkat tuk tingkatkan harkat rakyat
Bagimu negarawan,
Kau bukan yang dulu lagi
Kalau kau mau kuterima kembali, dunia masih peduli
Pengorbanan adalah asa terbaik
Suap itu maut, takabur itu licik
Layakkan negeri berkaca diri
Masih pantaskah negeri ini hidup?
Armita Retno Wijayanti
Mahasiswi Akuntansi Angkatan 2015
Pemimpin Umum LPM Ascarya Journalistic Club
Leave a comment