Sajak untuk Ibu
PUISI 4 Januari 2017 Tak ada komentar pada Sajak untuk IbuPada mula pertama,
Ialah landasan dari segala mimpi yang diukir dengan merdu di kepala
Ibu yang buat aku ‘sah’ jadi pejuang karya yang menggila
Kita yang duka, lemah, dan kurang ‘nyala’
Sehingga dibangkitkan dari pencemooh yang menghela
Tangis Ibu dilabuhkan pada Maha Sayang
Dan derai kudus disembur tiap petang
Sebagai kurban meraih cita anakku sayang
Perempuan tua itu masih banting tulang
Dengan hati dan janjinya, dijadikannya orang
Sewaktu-waktu masih kecil, kita duduk jadi ratu
Fantasi yang semu dan palsu jadi lugu
Kasihmu bak samudra biru
Kembang laut dan mutiara semua bagiku
Ibu, dagingku olehmu, tulangku olehmu, darahku olehmu!
Ibulah itu, tubuhnya mengepul keperihan dan luka denyut nadi
Bila terbitlah ronta kenakalanku
Keringat dan peluh membasahi bumiku
Lantaran tak kuasa kubayar hutangku padamu
Di atas doamu sekeras rinduku dan di tepi janjimu, kau taburkan yang kuminta dalam doaku
Perpisahan dimulai,
Aku harus merantau
Untuk menyambung kerja
Aku tidak tega
Sebab tak ada lagi teman yang menemani ceritamu
Ia semakin rentan sakit, pastilah ia akan sedih
Aku harus jadi orang
Aku harus rajin belajar
Bila aku jadi sarjana dan berkarya
Kuangkat Ibu dari kemelaratan
Ketika waktu menua dan petang kian nyata
Matanya semakin sembab
Ibu meringkuk terlunta-lunta, tak kuasa menahan tangisan rindu pada anakku sayang
Ingin rasanya menggulung ombak agar tak ada sekat jarak di antara kita
Aku tak bisa menghindari
Hari itu segera datang
Di hadapanku
Bergantung tanda kabung
Ibu pergi untuk selamanya
Napasnya tak bernada lagi
Tak kudengar ratapan Ibu lagi
Anakku, cah ayu!
Tak kubiarkan malaikatku terbujur sakit
Sini Nduk, kuusap air matamu
Kupoles dengan selendang
Kudekap tubuhmu dengan bilur doaku
Sambil berdesah “kamu gadis cantik!”
Punggungnya yang remuk, masih kuasa menggendong sakitku, sampai matahari terbit
Tapi apa daya?
Kerumunan manusia melayat
Aku masih menangis
Meratapi sesal
Ketika Ibu disambut ke pemakaman
Diriku ingin terikut di liangnya
Armita Retno Wijayanti
Mahasiswi Akuntansi Angkatan 2015 Universitas Kristen Satya Wacana
Pemimpin Umum LPM Ascarya Journalistic Club
Leave a comment