Ini Itu Open Forum
SEPUTAR FEB 30 Maret 2016 Tak ada komentar pada Ini Itu Open ForumJumat malam, 18 Maret 2016, para pimpinan KBM & HMP sudah berkumpul di Ruang FE108, salah satu ruangan yang disebut-sebut sebagai Kantor LK FEB. Bukan kebetulan, sebelumnya pihak SMF memang telah mengirimkan undangan kepada para pimpinan unit. Dalam undangan, agenda hanya dua, Open Forum dan warna sari, namun ada keterangan lain yang tidak tertera dalam undangan.
Bersamaan dengan disampaikannya undangan – dalam bentuk foto – melalui aplikasi pesan instan Blackberry Messenger, ada pesan pengantar yang menjelaskan bahwa ada kebutuhan mendesak LKF sehingga mengadakan rapat mendadak karena Kantor LKF pada hari Kamis, 17 Maret 2016, didatangi beberapa mahasiswa yang meminta kejelasan tentang Open Forum agar dilaksanakan sesegera mungkin.
Rapat dipimpin oleh Ade Raynaldi Harahap selaku Ketua SMF. Ade menjelaskan saat berembuk dengan mahasiswa yang datang ke kantor, sudah ada kesepakatan tentang waktu pelaksanaan Open Forum, Jumat, 1 April 2016. Sebelumnya, diceritakan Ade, Pihak Mahasiswa meminta agar pelaksanaan diadakan secepat mungkin karena menghindari akhir perkuliahan dan jadwal TAS. Mereka kemudian menunjuk tanggal 19 Maret 2016.
Ade langsung menolak permintaan tersebut. Pertimbangannya, masih ada kegiatan dari unit yang akan berlangsung di sekitar tanggal. 19 Maret 2016 ada Workshop Film in Comedy dari KBM Finger Kine Klub, keesokan harinya, 20 Maret 2016 ada Economians Night. Sedangkan mengenai permasalahan kepanitiaan, salah satu masalah yang memicu permintaan diadakannya Open Forum, dinilai Ade sangat berhubungan dengan unit-unit. (Baca juga: Mahasiswa Minta Lembaga Kemahasiswaan FEB Adakan Open Forum)
Ade bingung. “Saya gak tahu mereka minta dari Komisi Advokasi itu sedari kapan, sampai mereka menggebu-gebu mintanya di Sabtu ini (19 Maret 2016 –red,” ujar Ade. Namun Ade tetap bersikukuh agar semua unit dapat hadir dalam Open Forum. Menurutnya, SMF hanya memberikan syaratnya – seperti ketentuan KUKM dan sebagainya – namun setiap unit tetap punya otoritas dalam urusan rekrutmen panitia.
Ade juga menjelaskan kepada para pimpinan unit untuk mempersiapkan segala yang dibutuhkan sehingga setiap pertanyaan yang disampaikan Pihak Mahasiswa bisa terjawab semua dan benar-benar membuat Pihak Mahasiswa puas dengan jawaban yang disampaikan. Tak lupa, Ade meminta agar unit-unit satu suara selama Open Forum yang berlangsung dari pukul 16.00 sampai 21.00.
“Kita maju di Open Forum itu, Kita benar-benar harus satu suara. Maksudnya, jangan sampai nanti malah kita yang berbeda-beda suaranya saat di Open Forum itu. Dan juga, yang pasti kita akan menjawab yang memang diranahnya kita, terkait kepanitiaan, maba wajib LK, dan sebagainya. Saya jujur, Saya tidak tahu nanti konten di dalam Open Forum itu, karena ketika saya tanya ke teman-teman yang datang kemarin, mereka bilangnya mau mempertanyakan perihal kehidupan kemahasiswaan,” jelas Ade lagi.
“Kehidupan kemahasiswaan? Makan, minum, pacaran..,” sela Rian Isdianto, Ketua HMP KSM sambil memajukan kursinya. Beberapa orang dalam forum tertawa kecil.
Billyanto Aditama angkat suara, “yang datang ke SMF itu satu angkatan yang mewakili angkatan, apa hanya segelintir orang yang tidak suka kepanitiaan? Apa semua angkatan itu nyatu?”
Ade menjawab pertanyaan Billy dengan menyebutkan beberapa Pihak Mahasiswa yang angkat suara ketika bertandang ke Kantor LKF. Dari angkatan 2013, ada Satya Aji Pratama, Riki Riwanto (Ketua Angkatan 2013), Frengki Arisandi Sinaga, Anthony Erlangga. Dari angkatan 2015, ada Ari Wirawan (Ketua Angkatannya 2015). Sisanya angkatan 2012, Tomy Yudha, dan satu orang angkatan 2014 tanpa ketua angkatannya. Masih ada yang lain juga, namun saat itu tidak ikut bicara.
Ade kembali melanjutkan. Mengenai Moderator, ada dua nama dosen yang disebut, Yusepaldo Pasharibu (Koordinator Bidang Kemahasiswaan) dan Eranus Yoga Kundhani. Penentuan moderator pun, katanya, melalui perdebatan panjang. Sebelumnya ada usulan untuk mengundang Beta Ubaya Nindya (Ketua BPMF periode 2014-2015) atau Ankaa Cahya Saputra Wibisono (mahasiswa Manajemen 2012), sebagai moderator. Selain itu, Ade mengungkapkan bahwa selain moderator, ada juga dosen yang akan turut ikut serta dalam Open Forum.
“Dosen sendiri pun nanti harus datang. Gak semua. Tapi harus datang, karena kalau tidak datang, kami takutnya itu akan tidak baik jalannya nanti. Karena jujur, mereka datang ke kami terakhir pun itu, mereka, dalam tanda kutip, gak sopan. Dari gerak gerik, apapun, gak sopan,” jelas Ade.
“Jadi kita kan pake moderatornya antara Koh Aldo atau Mas Era. Dan kita kan ada dosen di dalamnya (saat Open Forum –red). Maksudnya itu cara kita untuk kontrol. Karena kalau dari kita aja yang datang, bahasa kasarnya, mereka tidak akan mengontrol perkataan mereka dan juga bakal jadi kepahitan buat kader-kader kita nantinya,” jawab Ade.
Sedikit bercerita tentang hal yang memicu Open Forum, Ade mengatakan bahwa perbincangan mengenai hal itu ada saat diadakannya FGD.
“Acara FGD buat membahas audit ruang. Jadi mereka diundang dari setiap angkatan untuk audit ruang. Karena kan sebentar lagi masa kita mau habis. Cuma di dalam itu pun, mereka nanyanya sampai lebar, sampai ke perihal ini, jadi ya gak tau kepentingannya apa sampai yang harusnya agendanya audit ruang pun sampai mereka melencengkan ke hal ini,” jelas Ade.
Ade Raynaldi Harahap Panik
Di kesempatan lain, saat diwawancarai Ascarya, Ade menjelaskan bahwa sebelum para mahasiswa memasuki Kantor LKF, Agnes Yohanna selaku Ketua BPMF, sempat menghubunginya via aplikasi pesan instan Line menanyakan posisi Ade, namun tidak dibaca. Setelah itu, Agnes dan Elizabeth Priscillawati masuk kantor dan menyampaikan bahwa ada Pihak Mahasiswa yang ingin membahas mengenai Open Forum. Saat itu, Ade memang sudah mengetahui wacana diadakannya Open Forum dari Agnes. Setelah membahas penentuan tanggal dan sedikit membahas moderatornya, mahasiswa-mahasiswa keluar. Kemudian Ade bertanya kepada Agnes perihal kunjungan para mahasiswa yang mendadak hari itu.
“Ternyata sebelumnya Si Agnes itu ngajak Ari (Ari Wirawan –red) ketemuan. Mau ketemu sama Ari, soalnya Ari itu BBM Cilla (sapaan akrab Elizabeth Priscillawati, Ketua Komisi Advokasi BPMF –red) sampai tengah malam. Kok gak ada etikanya. Nah, sebenarnya cuma pas mau ngobrol sama Ari aja, cuma kok itu tiba tiba yang lain itu ada sampai mereka masuk ke ruang LK,” jelas Ade.
Menanggapi pelaksanaan Open Forum nanti, Ade mengaku masih kebingungan dan penasaran mengenai kepentingan yang akan dibahas nanti, tentang kepanitiaan atau ada pihak-pihak yang tidak menyukai kepemimpinannya.
“Aku masih bingung kepentingannya apa, apakah emang soal kepanitiaan atau ada pihak pihak yang gak suka dengan kepemimpinanku atau gimana, jadi pada hari H itu ingin bahas hal hal yang menjatuhkan aku, mungkin loh. Kalo misalkan pure memang karena kepanitiaan, malah responku sendiri positif. Karena pasti mereka bakal tahu dan juga nanti aku bakal ngasih contoh. Aku pun dulu berangkat dari kepanitiaan, kalo pun nanti mereka bilang KKN dan sebagainya, aku pun masuk pertama kali itu gak ada teman. Setidaknya itu bakal mengubah stigma mereka,” jelas Ade.
Saat didatangi para mahasiswa waktu itu, Ade mengaku panik dan sempat kaget, namun tetap ingin menjawab permintaan para mahasiswa.
“Panik sih, ya coba bayangin deh,” keluh Ade sambil tertawa kecil.
Ade bercerita, saat itu Ia sedang duduk di kantor. Lagi nyantai. Tiba-tiba ada yang mengerumuni, tidak lain para mahasiswa tadi. Ade juga merasakan suasana saat itu sudah panas, walaupun pembahasan hanya tentang menentukan waktu.
Ari Wirawan dan Riki Riwanto Tidak Terima Dianggap Tidak Sopan
Dalam kesempatan wawancara bersama Ascarya, Ari Wirawan menjelaskan, sekitar bulan Februari setelah FGD selesai, Ari kembali mempertanyakan wacana Open Forum kepada Cilla. Saat itu jawaban Cilla adalah seminggu setelah Kambing Cup.
Namun belum ada kejelasan sampai bulan Maret. Akhirnya, pada Jumat, 17 Maret 2016, Ari saat itu sedang berada di depan stand Stick Kochi dan menanyakan kelanjutan wacana Open Forum pada Royanul Nugraha, mahasiswa Angkatan 2015 sekaligus Anggota Komisi C BPMF. Kabar dari Royanul, Open Forum akan ditindaklanjuti pada pertengahan April, sebelum libur. Merasa berlarut-larut, Ari mendiskusikan informasi ini ke Pihak Mahasiswa lainnya untuk didiskusikan. Apalagi saat itu sudah banyak mahasiswa yang mempertanyakan kepastian waktu Open Forum pada Ari.
“April itu tes. FEB kan perkuliahan selesai tanggal 8. Tambah seminggu, 15 lah. Tapi kan ndak semuanya ada TAS. Kalo gak TAS, otomatis kan pulang duluan. Yang kita hindari adalah ketika SMF dan BPMF sudah memutuskan untuk Open Forum, kita malah gak ada waktu atau orang. Disitukan kesannya malah kita menghina mereka. Padahal niatnya itu gak lebih dari cuma mau berkeluh kesah, ngobrol, curhat. Gak akan ada perang. Ya, keluh kesah mahasiswa gimana sih?” tutur Ari saat menceritakan pertimbangannya dan mahasiswa lain soal waktu pelaksanaan Open Forum
Menanggapi pernyataan Ade mengenai etika ketika menghubungi Cilla di tengah malam, Ari mengiyakan. Ia benar, menghubungi Cilla tengah malam, namun bukan berari tidak sopan.
“Pertama Cilla Komisi D, Kakom. Terus ketika aku SMS pun selalu aku awali, Mbak Cilla sudah tidur belum? Kalo belum tidur, konteksnya ibaratnya dia balas BBM saya itu gak ganggu. aku berkata demikian karena, oke dia BPMF, tapi dia juga mahasiswa. Kalo aku BBM Bang Hans, Mbak Mytha tengah malam itu mungkin gak sopan, mereka dosen. Konteksnya beda. Tapi ketika mereka mahasiswa aku pikir mungkin lagi banyak tugas, belum tidur. Dan aku pun selalu manggil Mbak. Kenapa harus dibilang gak sopan?,” jelas Ari.
Beda cerita dengan Riki. Ketika menanggapi pernyataan Ade tentang Kunjungan Pihak Mahasiswa yang dianggapnya tidak sopan, Riki menampik dan merasa kunjungan itu karena diundang. Apalagi saat itu, Agnes sendiri yang mengajaknya untuk ikut ke Kantor LKF.
“Kalo memang kami masuk kantor tidak sopan, kami gak akan masuk kantor pada hari itu. Soalnya, gini, aku masuk kantor itu juga karena diajak Agnes dan temen-temen yang diperbolehkan masuk juga karena ada omongan ‘masuk aja semua’. Jadi, kalo dibilang aku gak sopan, aku gak setuju karena aku ke situ juga atas ajakan dari tuan rumahnya, dari BPMF. Karena kami bertamunya juga diundang bukan kami datang semena-mena,” jelas Riki.
Menanggapi situasi Open Forum yang disebut banyak pihak panas situasinya, Riki bersikap tenang dan santai. Maksudnya agar tidak ada tendensi menyerang.
”Jadi apa yang memang perlu dibenahi ya kita utarakan. Kalo bisa, kita kasi solusi jadi kalo aku gak panas, aku gak panas sekali, aku tenang aja. Aku fokus ke, dulu yang teman teman sering kesahkan, LDKM, Panitia. Banyak temen-temen soalnya yang laporan ke aku, apalagi aku kan nongkrongnya di kafetaria ya. Temen-temen selalu curhat tentang LDKM, kepanitiaan, sama maba wajib LK. Tapi menurut aku yang paling kuat landasannya itu tentang LDKM sih,” ucap Riki.
BPMF: Kritiklah Beserta dengan Sarannya
Menanggapi permintaan mahasiswa untuk mengadakan Open Forum ini Agnes mengharapkan jalannya Open Forum diwarnai dengan kritik yang membangun.
“Menurutku, gapapa teman-teman dari mahasiswa menuntut haknya untuk bertanya. Kita juga enggak menutup-nutupi apa yang ada di LK, polemik-polemik yang terjadi di LK, kita kan berproses bersama. Yang aku sayangkan itu begini, kalian (mahasiswa –red) itu FEB, harusnya kalian bukan hanya mengkritk, tetapi kritik yang membangun. Kritik beserta dengan sarannya. Orang mengkritik memang gampang, tapi kalau kritik beserta dengan sarannya, kritik-kritik itu akan jadi diam. Cuma kalo mereka memang menuntut kejelasan, memang Open Forum ini ajangnya,” tutur Agnes
Setelah disepakati, pihak LK akhirnya akan mengadakan Open Forum pada Kamis, 1 April 2016, pukul 16.00–21.00 bertempat di Gedung GX 204 dengan moderator Yusepaldo Pasharibu. Dalam Open Forum, permintaan pembahasan yang awalnya mengenai kehidupan mahasiswa, karena dirasa Agnes terlalu luas, akan dibatasi mengenai permaslahan dalam LK saja. Forum akan dihadiri oleh SMF beserta KBM dan HMP, BPMF dan terbuka untuk semua mahasiswa FEB.
Indrika Dermadibyo Tiranda, mahasiswa Program Studi Akuntansi, Angkatan 2013. Pemimpin Umum LPM Ascarya.
Penyunting: Reswanty Tonglolangi
Leave a comment