Persma Gelar Aksi Solidaritas untuk Lentera di Kota Merah
SALATIGA 27 Oktober 2015 Tak ada komentar pada Persma Gelar Aksi Solidaritas untuk Lentera di Kota MerahJumat, 23 Oktober 2015 pagi, sejumlah aktivis pers mahasiswa di Salatiga, Yogyakarta, dan Semarang yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa untuk Kebebasan Pers menggelar aksi damai di ‘Kota Merah’ (baca: Salatiga). Aksi ini menjadi wujud solidaritas untuk Lentera atas polemik pemberedelan majalah yang berjudul “Salatiga Kota Merah”, sekaligus menegaskan sikap massa yang menolak pemberedelan dan pengekangan gerak pers mahasiswa serta mendukung terwujudnya perlindungan terhadap kebebasan pers mahasiswa.
Dalam aksinya, massa mengitari Kota Salatiga mulai dari Kampus UKSW menuju Balaikota, dengan membawa dua eksemplar fotokopian majalah Lentera “Salatiga Kota Merah” dan beberapa spanduk, yang isinya mendukung terwujudnya kebebasan berekspresi pers mahasiswa sebagai Hak Asasi Manusia. Tak hanya itu, aksi ini juga diwarnai dengan pembacaan puisi oleh Kumas Setyo dan Evan Adiananta di Bundaran Tamansari dan Balaikota.
“Gigi ganti gigi, tulisan ganti tulisan. Jangan tulisan ganti pemberedelan, apalagi nabok nyilih tangan (memukul meminjam tangan –red),” teriak Arya Adikristya, sang orator dalam aksi.
Di Balaikota, massa dari aksi damai ini disambut oleh Susanto, Bagian Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kota Salatiga. Aksi lalu dilanjutkan dengan kembali berorasi di depan Susanto, beberapa polisi dan polwan, dan elemen masyarakat lainnya.
“Ini kan karya ilmiah, ditindaknya dengan cara-cara yang ilmiah, dengan unsur unsur dialogis komunikatif,” tutur Arya di halaman Balaikota.
Susanto kemudian menerima fotokopian Majalah Lentera “Salatiga Kota Merah” sambil berkata, “Tulisan saya terima. Ini merupakan suatu apresiasi dari hasil kreativitas bagian dari masyarakat Salatiga maupun yang sudah berperan dan bertanggung jawab untuk memajukan masyarakat Kota Salatiga, termasuk melalui aksi damai ini”.
Massa kemudian meninggalkan halaman Balaikota, kembali ke Kampus UKSW. Di depan kampus, massa masih melakukan aksi singkat berupa orasi yang menjelaskan perkembangan dari polemik Majalah Lentera saat ini. Terakhir, aksi ditutup dengan puisi yang berisi kritik terhadap berbagai bentuk pengekangan kebebasan berekspresi.
Arya mengatakan akan terus memantau perkembangan aspirasi yang telah disampaikan kepada pihak Pemerintah Kota (Pemkot). Jika dalam satu minggu belum ada perkembangan, selanjutnya pihaknya akan menyurat untuk meminta kejelasan dari isu yang diangkat.
Liputan dikerjakan oleh Indrika Dermadibyo Tiranda, mahasiswa Program Studi Akuntansi angkatan 2013.
Penyunting: Reswanty Tonglolangi’
Leave a comment