NASSA 2018

SEPUTAR FEB Tak ada komentar pada NASSA 2018

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

SALATIGA (27/2/18) – Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB)  menyelenggarakan Seminar Nasional tahunan dari Kelompok Studi Akuntansi (KSA) yang bertempatkan di Balairung Utama UKSW dengan mengangkat tema “ADVANCE”. Daniel Cristandy selaku ketua dari Seminar Nassa memaparkan kepanjangan dari ADVANCE adalah Accounting Profession’s Viability in Digital Era of Progressive Finance. “Tujuan dari mengambil tema Advance adalah untuk  meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai profesi akuntansi di masa depan, terkait relevansi dari profesi akuntan dan masih dibutuhkannya profesi tersebut sesuai dengan perkembangan jaman dan era digitalisasi yang berkembang,  serta persoalan dan dampak yang nantinya timbul dari perkembangan era digitalisasi tersebut, ungkap Daniel. Seminar Nassa mengundang dua pembicara, yaitu Bobby Hamzar Rafinus (Staf Ahli Kemenko Perekonomian) dan Chris Kunadi (Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia).

Chris Kunadi mengawali Seminar Nassa dengan materi yang terkait pada bidang Akuntansi, karena di rasa dalam bidang ini memiliki peluang yang cukup signifikan. Beliau menjelaskan bahwa kuliah di jurusan akutansi biayanya lebih murah dan tentu saja untuk orang-orang akutansi biasanya memikirkan efisiensi antara input dan outputnya.“Ketika kita belajar di bidang akuntansi outputnya adalah peluang kerjanya cukup menjajikan contohnya saja bekerja di kementrian keuangan dan kantor pajak yang fresh graduatenya bisa mencapai sepuluh juta per bulan,” tutur Chris.

Tetapi jika ingin menjadi seorang Akuntan Professional, sebaiknya mahasiswa juga ikut andil dan aktif di berbagai kegiatan organisasi kampus maupun di luar kampus, sehingga tidak hanya belajar di bidang akuntansi saja. Aktif di berbagai kegiatan organisasi juga memiliki fungsi yang penting karena dapat menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri, dimana otak kanan untuk melatih soft skill dan otak kiri untuk melatih hard skill.

Pada Seminar Nassa di sesi yang kedua materi disampaikan oleh Bobby Hamzar Rafinus dengan materi menghadapi revolusi industri keempat.“Dalam aktivitas sehari-hari tanpa kita sadari kita sudah masuk di era yang baru. Dimana sudah ada go-jek, go-food, go-send itu adalah salah satu factor perkembangan revolusi industri keempat dan Indonesia termasuk negara yang mempunyai usaha-usaha itu semua,” tutur Bobby Hamzar mengawali Seminar pada sesi kedua.

Dalam penyampaian materi di Seminar ini, Bobby menjelaskan bahwa untuk menghadapi revolusi industry keempat akan dibagi menjadi lima bagian saja. Yaitu tahapan revolusi industri keempat, perkembangan teknologi digital Indonesia, potensi ekonomi digital Indonesia, kebijakan pemerintah untuk mendorong perkembangan ekonomi digital Indonesia dan yang terakhir adalah tantangan generi muda mnghadapi era ekonomi digital.

Lalu beliau kembali menjelaskan, tahapan revolusi industri ditandai dengan adanya penemuan mesin uap oleh James Watt, penemuan lampu oleh Thomas Alfa, penemuan komputer oleh Steve Jobs, dan revolusi industry yang keempat adanya perkembangan robotic ditandai dengan munculnya robot yang berbentuk manusia (humanoid) bernama Sophia yang diciptakan oleh David Hanson.

Pada penghujung acara pada Seminar Nassa 2018 Chris Kunadi berpesan bahwa “Melatih diri untuk bertanya dan berkomunikasi adalah sesuatu hal yang luar biasa, karena tidak semua orang mampu berbicara di depan umum.”

 

 

Nevrita Salma Nilasarimahasiswi jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, angkatan 2016, anggota magang KBM Ascarya Journalistic Club periode 2017-2018

Penyunting: Meliana Eka Wijaya

N.B: Foto didapat dari Panitia Nassa 2018

Leave a comment

Back to Top