Program Ketua SMF Periode 2017-2018: Maba Wajib LK Diintegrasikan dengan LDKM

Program Ketua SMF Periode 2017-2018: Maba Wajib LK Diintegrasikan dengan LDKM

SEPUTAR FEB Tak ada komentar pada Program Ketua SMF Periode 2017-2018: Maba Wajib LK Diintegrasikan dengan LDKM

(Disadur dari Majalah E-Time versi softfile periode 2016-2017)

Keviniana Pangarsi Tunbonat, mahasiswi FEB, jurusan Akuntansi angkatan 2015 telah resmi menjabat sebagai Ketua SMF periode 2017-2018. Dari hasil penilaian dan orasi pada Kamis 8 Juni 2017, Keviniana memperoleh penilaian tertinggi dari dua calon ketua lainnya

Perjalanan organisasinya diawali saat ia menjadi peserta Maba Wajib LK KSA periode 2015-2016, kepanitiaan Salatiga Nobar dari KBM Finger (perfileman), dan periode 2016-2017 menjadi wakil bendahara di SMF. Dirinya termotivasi menjadi Ketua SMF karena ia merasa yakin dengan segudang pengalaman yang dimiliki, mampu menjadi bekal untuk mengatasi masalah yang ada di FEB, khususnya di bidang Lembaga Kemahasiswaan (LK).

Menurut Keviniana, kepemimpinan SMF periode 2016-2017 sudah memiliki program yang bagus. “Maka dari itu, ada program baru yang nantinya akan diteruskan di periode ini,” kata Via.

Ia mengungkapkan bahwa terdapat beberapa kegiatan yang tujuan utamanya justru tidak tercapai. “Contoh saja permasalahan LDKM yang tujuan awalnya menyaring mahasiswa FEB agar bisa mengikuti LK. Namun, pada kenyataannya masih banyak unit (HMP dan KBM –red) yang masih butuh (kekurangan –red) orang-orang yang sudah (lulus –red) LDKM, “ jelas Via.

Pada 2016, SMF memutuskan untuk menambah kuota LDKM, dari yang tahun 2015 sebesar 400 peserta, dinaikkan menjadi 450 peserta. Via pun menceritakan bahwa awalnya tujuan dari dinaikkan kuota tersebut supaya setiap unit LK FEB mendapatkan kemudahan untuk mencari fungsionaris baru yang memiliki kelengkapan lulus LDKM.

Dari permasalahan tersebut, Keviniana membuat program baru di mana Maba Wajib LK akan diintegrasikan dengan LDKM. LDKM akan dibuat beberapa kelompok kecil sesuai LK yang diikuti mahasiswa baru angkatan 2017. Setiap unit masih tetap menyelenggarakan program Maba Wajib LK-nya masing-masing. Namun, semua unit LK wajib mengosongkan 4 pertemuan untuk diisi penyampaian materi LDKM. Intinya, LDKM ini diselenggarakan secara jangka panjang.

Setiap penyampaian materi, ada rentang waktu di mana setiap LK dapat menilai peserta Maba Wajib LK untuk keperluan mencari kader fungsionaris LK untuk generasi yang baru. LDKM semacam ini diperuntukkan khusus angkatan 2017. Dalam waktu yang beriringan, saat mahasiswa menjalani program Maba Wajib LK, mereka juga menjalani program LDKM. Jadi, mahasiswa baru angkatan 2017 akan lulus LDKM dan Maba Wajib LK dalam waktu bersamaan.

Di sisi lain, bagi angkatan 2016 ke atas yang belum mengikuti LDKM akan tetap dibuka LDKM dengan kerangka acara seperti tahun-tahun sebelumnya, yaitu selama tiga hari. Bagi mahasiswa yang belum mengikuti Maba Wajib LK, mereka dapat diterima untuk menjalani Maba Wajib LK. Jadi, pada intinya nanti akan ada dua kegiatan LDKM yaitu: sesi tiga hari untuk angkatan 2016 dan sebelumnya dan sesi di mana LDKM akan bersamaan dengan maba wajib LK.

Via pun menyatakan bahwa kepanitian yang mengelola LDKM akan dibentuk berbeda. Kepanitiaan Maba Wajib LK adalah satuan tugas (satgas) dari SMF.

Agenda di periode ini nantinya akan diadakan pembuatan majalah dan juga pembentukan departemen. “Ketua senat itu bukan hal yang mudah, bukan hal yang bisa dibanggakan, bukan hal yang keren karena ketua senat justru memiliki beban yang lebih berat” pendapat Keviniana.

“Periode ini bakal terasa berat karena yang pertama programnya baru, yang nantinya akan ada pro dan kontra, kedua senat pada periode ini akan membentuk departemen. Alasanmembentuk departemen karena kerja departemen lebih fokus dan departemen bekerja untuk unit. Jadi, lebih ke kebutuhan LK.” tambahnya.

Keviniana punya saran untuk semua mahasiswa yang nantinya akan mencalonkan diri sebagai ketua dalam suatu organisasi “Pikirkanlah organisasi itu mau kamu bawa kayak gimana, bentuk depannya nanti kayak gimana, bukan hanya kamu ingin mewadahi yang seperti apa, dan itu yang jarang dipikirkan oleh calon ketua,” imbuhnya menutup percakapan pada Ascarya.

Penulis utama: Harti Purnamasari, mahasiswi jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, angkatan 2016, Peserta Maba Wajib LK Periode 2016-2017.

Penulis tambahan dan penyunting: Armita Retno Wijayantimahasiswi jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, angkatan 2015, Pemimpin Umum KBM Ascarya Journalistic Club periode 2016-2017

Leave a comment

Back to Top