Sarasehan Manajemen 2017: Matakuliah Baru, Prosedur Magang, dan SIASAT

SEPUTAR FEB Tak ada komentar pada Sarasehan Manajemen 2017: Matakuliah Baru, Prosedur Magang, dan SIASAT

Terdapat beberapa tujuan dari terselenggaranya Sarasehan Manajemen 2017. “Prinsipnya kita mengumpulkan teman-teman Prodi S1 Manajemen untuk silaturahmi, khususnya akan disampaikan kurikulum 2017. Sebenarnya tidak terlalu banyak yang berubah, tetapi ada perubahan yang dapat memudahkan mahasiswa. Selain itu, kita akan kumpulkan aspirasi dari teman-teman yang mungkin bisa kita follow up,” jawab Albert, selaku Kepala Program Studi (Kaprodi) S1 Manajemen dalam membuka pembicaraan Sarasehan Manajemen pada Jumat, 11 Agustus 2017.

Kegiatan tersebut dicetuskan oleh Albert. “Idenya dari Kaprodi Manajemen, Pak Albert. Itu diturunkan ke KSM, KSM yang buat proposal dan anggaran KSM,” tukas Adi Rahadi Putra selaku Ketua Kelompok Studi Manajemen (KSM) periode 2017-2018.

Penyajian Matakuliah Kurikulum 2017

“Prinsipnya kurikulum melanjutkan kurikulum 2016 yang lalu,” kata Albert. Mahasiswa dinyatakan telah menyelesaikan program studi S1, apabila mahasiswa telah memperoleh 144 SKS. Perolehan tersebut termaktub dalam beberapa kategori, yaitu matakuliah bersama aras universitas (8 SKS); matakuliah bersama atas fakultas (35 SKS); matakuliah bersama aras program studi (35 SKS); matakuliah konsentrasi (10 SKS); matakuliah praktik/ kuliah kerja lapangan (24 SKS); dan tugas akhir (12 SKS).

Terdapat satu matakuliah aras universitas yang baru saja dijadikan PBMt (Pasak Bumi Mutu), yaitu Pancasila. Oleh karena itu, nilai yang diperoleh mahasiswa pada matakuliah tersebut minimal harus C. Albert menyatakan bahwa terdapat beberapa matakuliah aras program studi yang tidak rutin dibuka setiap semester.

“Saya meminta kepada rekan-rekan semua khusus untuk matakuliah konsentrasi karena hanya disajikan satu tahun sekali, setiap pembukaan semester tolong harus mendaftar, karena kalau ketinggalan Anda harus mengulang satu tahun,” tegas Albert. Ia menasehati mahasiswa untuk segera melapor pada kaprodi manajemen apabila mahasiswa tidak mendapat kelas pada saat registrasi matakuliah.

Menurut Albert, tahun ajaran 2017-2018 terdapat konsentrasi matakuliah baru.“Yang baru adalah manajemen perkantoran,” jawab Albert. Manajemen perkantoan adalah konsentrasi kelanjutan dari program D3 Sekretari.

“Itu adalah wujud dari penggabungan D3 masuk ke dalam S1 manajemen. Masuk ke dalam S1 Manajemen atau bergabung ke dalam S1 Manajemen. Artinya D3-nya sudah tidak akan ada lagi begitu,” jawab Anni Susanto sesi wawancara pada Bulan April 2017 silam.

Kebijakan Baru pada Kurikulum 2017

Setelah Albert membahas tentang penyajian kurikulum 2017, ia melanjutkan dengan pokok bahasan magang. “Sejak angkatan 2016 dan seterusnya semua mahasiswa harus memenuhi 24 SKS untuk matakuliah praktik. Beberapa matakuliah disajikan (disajikan tiap semester –red) beberapa tidak, tergantung pada permintaan request dan ketersediaan dari program itu sendiri,” kata Albert sembari menunjuk daftar galir matakuliah di slide power point.

Kebijakan baru yang menyatakan bahwa pada Kurikulum 2016 bagi mahasiswa yang ingin mengambil matakuliah praktik harus memenuhi 96 SKS terlebih dahulu. “Pada kurikulum 2016 untuk matakuliah praktik, syarat minimal SKS peroleh adalah 108 SKS. Nah, sekarang (pada kurikulum 2017 –red) kita turunkan jadi 96 SKS sudah bisa ambil matakuliah praktik. Alasannya, karena kita ingin mengantisipasi untuk mahasiswa yang mengambil konsentrasi kewirausahaan,” imbuh Albert.

“Untuk 2016, penerapan kurikulum 2016 itu definitif 24 SKS, untuk 2014 angkatan sebelumya kita ada ketentuan sebagian berarti tidak harus semuanya, tidak harus 24 SKS. Nah, itu juga tergantung pada pemenuhan SKS sekarang, apakah sudah bisa dengan hanya misalkan 12 SKS, 144 SKS terpenuhi atau belum, kalau sudah ya berarti tidak ada masalah,” tambah Albert.

Matakuliah Wajib bagi Konsentrasi Kewirausahaan

Beberapa hal menjadi antisipasi pihak program studi. Mahasiswa konsentrasi kewirausahaan wajib mengambil matakuliah bussines plan, magang usaha, dan simulasi bisnis. Lalu, 6 SKS lainnya didapat dari matakuliah praktik lainnya. “Bussine plan dan magang usaha dapat dilakukan berbarengan (dikerjakan dalam satu semester –red) jadi tidak harus busines plan dulu baru magang usaha,” tukas Albert.

Perbedaan Magang Manajemen dan Magang Penelitian

Setelah membahas tentang matakuliah praktik, pokok bahasan berganti dengan sesi penyampaian aspirasi dari mahasiswa. Albert menuturkan, magang manajemen (6 SKS) memiliki SKS yang lebih rendah dibandingkan magang penelitian (12 SKS) karena beberapa pertimbangan.

 “Magang manajemen itu kita mau belajar spesifik fungsi tertentu dalam organisasi,” imbuh Albert. Magang manajemen adalah kesempatan bagi mahasiswa untuk memberi kontribusi pada entitas organisasi nirlaba atau perusahaan profit yang berdasar pada ilmu yang telah dikuasai di bangku kuliah.

Sedangkan, magang penelitian memiliki bobot yang lebih tinggi, khususnya pada durasi waktu pengerjaan yang lebih lama. “Nah, kenapa magang penelitian SKS-nya lebih besar? Ya, karena waktunya lebih tinggi, syaratnya dia jarus melakukan riset dan riset itu under supervisi dari dosen,” kata Albert.

Magang penelitian dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan dosen yang memiliki “agenda riset”. Mahasiswa yang mengambil manajemen penelitian wajib bertanggung jawab untuk menjalankan proses penelitian sesuai kesepakatan dosen.

Albert pun menegaskan bahwa perbedaan yang mencolok terdapat pada output. Jika mahasiswa mengambil magang manajemen, maka ia akan belajar skill dan aplikasi. Sedangkan, magang penelitian akan belajar aplikasi dan riset untuk menghasilkan laporan riset. “Untuk saat ini yang memiliki agenda riset adalah dosen MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia –red), Pak Neil Rupidara,” jelas Albert.

Matakuliah Konsentrasi Kewirausahaan dan Keuangan Terbaru

Terdapat dua matakuliah praktik terbaru, yaitu Manajemen Ekspor Impor dan Event Management. Event management adalah matakuliah yang mempelajari aplikasi manajemen proyek di bawah pengawasan dosen, khususnya dalam menjalankan kegiatan. “Misalnya dalam event Dies Natalis itu misalnya dalam kelompok akan tanggung jawab mulai dari planning, eksekusi, controling, termasuk buggeting,” tambah Albert.

Selain itu, matakuliah Sekolah Pasar Modal akan segera dibuka. Menurut rencana Albert, kelas tersebut akan dibuka dengan kuota peserta terbatas, yaitu sekitar 5 orang. “Mencari tempat perusahaan sekurtitas yang mau terima agak sulit, karena disamping ada penyampaian kelas tapi juga ada magang dari sekuritas. Dalam waktu dekat akan saya diskusikan lebih lanjut ke Pak Robby,” tukas Albert.

Kendala Registrasi Matakuliah

Apriani Dorkas selaku Wakil Dekan FEB menyampaikan bahwa penentuan registrasi matakuliah pada tanggal 18 Agustus 2017 bukan kewenangan dari FEB, melainkan penentuan tersebut diberikan oleh BARA. Apriani Dorkas telah menghimbau kepada dosen FEB untuk mengeluarkan nilai akhir hingga 16 Agustus 2017. “Harapannya ketika siasat, sudah menggunakan data-data semester ini. Namun, seandainya karena himbauan ini bukan paksaan sehingga dosen masih bisa menggunakan haknya untuk mengeluarkan (nilai –red) tanggal 18, karena secara aturan itu masih memungkinkan, jika masih mungkin ada nilai yang belum keluar maka satu-satunya cara terakhir adalah adjustment begitu teman-teman,” jelas Apriani.

Banyak Mahasiswa “Bantah” Galir Matakuliah

“Apakah ada sanksi, khusus angkatan 2016? Banyak teman-teman saya yang bantah galir, berarti lebih dari 8 SKS. Tolong berikan ketegasan untuk kebijakan ini!” kata mahasiswa angkatan 2016. Albert pun menjawab bahwa setiap wali studi memiliki kebijakan sendiri, khususnya dalam memberikan kesempatan menambah jumlah SKS akumulatif yang akan diambil saat registrasi matakuliah. “Dosen bisa melihat mahasiswa secara unik, dimungkinkan untuk menambah tapi ada batasnya batas maksmal itu hanya 2 SKS, tapi dalam kondisi tertentu, misalnya IP di bawah dua,” tambah Albert.

Menurut penuturan Albert, FEB UKSW telah meningkatkan standar seleksi penerimaan mahasiswa baru dengan meningkatkan standar nilai. “Nah, kalau yang masuk tetap banyak itu di luar kendali kami, tapi kami sudah punya rencana, untuk paling banyak mahasiswa ada sekian banyak,” tegas Albert menutup pembicaraan dalam sesi tanya jawab aspirasi.

Armita Retno Wijayanti, mahasiswi jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, angkatan 2015, Pemimpin Umum KBM Ascarya Journalistic Club periode 2016-2017

Penyunting: Theresia Gracia Agatha

NB: Foto profil diambil dari laman jejaring sosial facebook Kelompok Studi Manajemen

Leave a comment

Back to Top