Mahasiswa Minta Lembaga Kemahasiswaan FEB Adakan Open Forum
SEPUTAR FEB 29 Maret 2016 Tak ada komentar pada Mahasiswa Minta Lembaga Kemahasiswaan FEB Adakan Open ForumPada Senin, 15 Februari 2016, Komisi Advokasi Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan mengundang 5 orang perwakilan, termasuk Ketua Angkatan, dari Angkatan 2013, 2014 dan 2015. Dalam surat undangan BPMF kepada masing-masing Ketua Angkatan, FGD ini diagendakan membahas tentang kebutuhan mahasiswa.
Saat FGD, Riki Riwanto, Ketua Angkatan 2013, mengatakan bahwa Ia tidak memiliki ketertarikan jika hanya membahas tentang Siasat FEB. Hal ini ditanggapi Yosua Peter Hardhianto, Anggota Komisi Advokasi, dengan memperbolehkan pembahasan bebas dalam FGD.
“Aku gak tertarik pembahasan (saat FGD –red) soal siasat, soalnya udah berlarut-larut gitu loh, Siasat ya gitu gitu aja. Terus akhirnya aku minta seluruh permasalahan kalau bisa kita utarakan di sini,” terang Riki saat diwawancarai Ascarya.
Sepakat pembahasannya bebas, FGD dilanjutkan. Walaupun bebas, diskusi tetap tak luput dengan pembahasan mengenai Siasat, kemudian dilanjutkan dengan permasalahan lainnya seperti pembukaan mata kuliah, jumlah tenaga pendidik yang dianggap kurang memadai, hingga kurangnya kegiatan kekeluargaan di FEB.
Disela diskusi, Frengky Arisandi Sinaga, perwakilan dari Angkatan 2013, menanyakan tentang permasalahan kepanitiaan di FEB. Menanggapi pertanyaan ini, pihak BPMF merasa tidak berhak untuk menjawab, sehingga Agnes Yohanna, Ketua BPMF, memutuskan untuk membahas masalah kepanitiaan di Open Forum yang berbeda. Dimana pada forum tersebut, BPMF akan mengundang Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Kelompok Bakat Minat (KBM), dan Himpunan Mahasiswa Progdi (HMP), yang ‘bersentuhan langsung’ dengan kepanitiaan di Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
“Frengki membahas tentang kepanitiaan, terus Agnes menjawab itu bukan bidangnya BPMF untuk menjawab, itu harusnya SMF yang bisa menjawab. Nah, dari situ lah Open Forum itu, sebenarnya awalnya dari situ. Jadi aku minta sounding, tapi aku minta pertamanya kan BPMF, terus Frengki masuk kayak gitu, terus temen-temen juga masuk permasalahan lain, tapi itu lebih mengarah ke SMF, jadi mereka akan ngobrol ke SMF buat sounding, buat Open Forum ketemu mahasiswa,” jelas Riki.
Masih membahas mengenai pertanyaan dari Frengki, karena saat itu batas waktu peminjaman ruangan GX101 hampir selesai, Ari Wirawan selaku Ketua Angkatan 2015 menginterupsi diskusi dengan menyampaikan permintaan yang sama. Adakan Open Forum.
“Mbak, sudahlah Mbak. Aku cuma gak mau selalu mengkritik tentang BPMF tok. Aku mau ada Open Forum, aku mau ada LKF. Dalam artian LKF itu, aku ingin semuanya. Biar kita mendengar semua. Soalnya, aku rasa BPMF pun yang seharusnya perwakilan belum bisa memfasilitasi dari kami (mahasiswa –red) ke Senat. Bisa pun, dalam tanda kutip, itu kurang. Kami enak itu kalo ngomong langsung. Uang dititipin aja bisa hilang, apalagi kalau omongan kan, tambah kurang itu bisa,” tegas Ari.
FGD selesai, namun sampai pada pertengahan Maret 2016, Open Forum yang diwacanakan saat itu masih belum jelas pelaksanaannya. Menindaklanjuti hal itu, Ari Wirawan menghubungi Elizabeth Priscillawati, Ketua Komisi Advokasi BPMF, untuk mendapatkan kejelasan mengenai tanggal pelaksanaan Open Forum.
“Kita nyari tanggalnya memang lama, karena kita menunggu semua unit selesai dulu acaranya. Tapi dari angkatan 2012, 2013 terutama, mendesak Open Forum dipercepat. Mereka kemarin mintanya Sabtu pas wisuda (19 Maret 2016). Kami tidak menyanggupi karena semua unit acaranya belum selesai,” jelas Elizabeth.
Reswanty Tonglolangi, mahasiswa Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Angkatan 2013. Pemimpin Redaksi LPM Ascarya.
Penyunting: Indrika Dermadibyo Tiranda
Leave a comment