Science Film Festival Hadir di UKSW

SEPUTAR FEB Tak ada komentar pada Science Film Festival Hadir di UKSW
Ketua SFF 2013, Albert Oloan Tona’as Karwur

   Science Film Festival (SFF) 2013 semarak digelar pada Jumat – Sabtu (15-16/11/2013) kemarin. Berlokasi di Balairung Utama dan Auditorium Fakultas Teknologi dan Informasi, acara ini meliputi  pemutaran film pendek berdurasi 5-15 menit  untuk  tingkat pendidikan  TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi Se – Jateng dan sekitarnya. Tema yang diangkat tahun ini adalah Sains, tidak seperti tahun sebelumnya yang bertemakan air, tema tahun ini lebih mengenai energi serta keseimbangan alam.

Tujuan diadakan festival ini adalah  mendidik siswa dan mahasiswa, karena kebanyakan ketertarikan siswa terhadap sains minim, mereka lebih tertarik dengan hal-hal  mengenai sosial, ekonomi, dan teknologi informatika. Jadi, melalui media film ini diharapkan peminatnya menjadi lebih banyak.” Terang Albert Oloan Tona’as Karwur atau yang akrab disapa Abe, mahasiswa fakultas biologi yang dipercaya menjabat sebagai ketua panitia SFF 2013. 
Film  pendek ini diproduksi dari Institut lembaga pendidikan di Jerman. Bukan hanya itu film ini tidak hanya diputar di salatiga melainkan diputar di seluruh dunia. Filmnya tidak diambil dari satu Negara saja, tapi meliputi banyak negara, yaitu Filipina, Perancis, Amerika dan Italia,  hanya golongan Asia Tenggara saja yang memiliki fim- film  seperti ini.
Abe mengatakan bahwa, pembelajaran yang ingin disampaikan  lewat film ini berbeda-beda untuk setiap tingkat pendidikan, seperti untuk  kalangan SD sampai SMP  lebih mengarah pada penggunaan total energi. Misalnya,  perhitungan penggunaan listrik untuk satu rumah dan dibandingkan lagi jika mencakup semua rumah sehingga diperlukan juga energi lain, sedangkan kalau mahasiswa   lebih mengarah  pada filosofi tentang bagaimana cara berpikir mengenai maksud dari film tersebut.
Rangkaian acara yang berjalan selama 2 hari ini, terpisah menjadi lima sesi. Pada hari pertama berjalan sesi pertama untuk tingkat TK dan SD, sedangkan sesi   keduanya pada sore  hari untuk tingkat SMP. Hari keduanya meliputi 3 sesi,  paginya untuk SD, siangnya untuk SMP, sorenya untuk Mahasiswa, sehingga pembagian sesi-sesi  per unit film dibedakan .
“Kendala membuat film ini ada dua hal, pertama persiapan, karena dalam persiapan mereka berkolaborasi dengan berbagai fakultas mulai dari fakultas biologi, Magister biologi FTI, FSP, FB  dan masih banyak lagi, sehingga dibutuhkan  cara untuk menjadikan  fakultas-fakultas yang berbeda ini  menjadi satu, serta tidak hanya itu  kerjasama yang dilakukan juga  meliputi  enam lembaga internasional. Kemudian kendala yang kedua, terletak pada tehnik mengendalikan peserta. Selain itu, ada beberapa anak dari ratusan siswa TK di Balairung Utama dengan tingkah laku yang susah di atur, seperti saat mereka berlarian, sehingga harus ada tehnik penanganan yang berbeda untuk setiap tingkat pendidikan.” Terang Abe ketika di tanya mengenai kesulitan dalam penyelenggaraan SFF 2013.
 Dalam hal peserta, pesertanya khusus Salatiga dan sekitarnya. Di acara ini, diundang juga komunitas film dari semua fakultas, sehingga ada penyatuan  agar fakultas lain tidak hanya mengenal pembuatan film dari fakultasnya saja, walaupun hanya di undang untuk sekedar datang. Makna  dari temanya sendiri, yaitu pentingnya energi, misalnya diliat dari keadaan sekarang seperti BBM dan keseimbangan alam yang mengarah dalam hal menyadarkan pentingnya alam dan energi .
“Harapan saya untuk peserta SFF 2013 adalah agar semakin besar tingkat kesadaran dan kepedulian yang kita miliki terhadap lingkungan kita. Dengan adanya pemutaran film tentang lingkungan, ketika terjadi Global Warming kita bisa mengantisipasinya. Tetapi, di sisi lain saya sangat  menyayangkan  karena banyak mahasiswa yang ikut  hanya karena  mencari poin keaktifan.” Tutup Abe.

Leave a comment

Back to Top